Uang Kertas dan Uang Logam, Kelebihan dan Kekurangannya Hingga Memiliki Kemajuan Uang Digital Saat Ini

Idsadboy Uang - Sebagai alat tukar dan pembayaran, uang harus memiliki syarat utama tidak mudah rusak serat praktis untuk dibawa kemana-mana. Saat ini kita mengenal uang dalam dua bentuk yaitu uang kertas dan uang logam.

Keduanya mewakili kebutuhan transaksi masa kini dimana uang kertas bisa untuk transkasi nominal besar sampai dengan Rp100 ribu per lembar sedangkan uang logam digunakan untuk transaksi nominal kecil maksimal Rp1000 per keping uang logam.

Uang kertas terbuat dari bahan kapas agar tidak mudah rusak meskipun dikepal-kepal/remas atau pun tidak sengaja terendam air. Sedangkan uang logam yang terbuat dari alumunium, kuningan/tembaga, atau nikel, yang tentu saja lebih awet dibandingkan dengan uang kertas.

Sejarah Penggunaan Uang

Awal mula sejarah transaksi pertukaran barang, orang menggunakan alat bantu logam yang terbuat dari emas atau perak. Seiring dengan makin besarnya transaksi perdagangan, logam dalam bentuk koin tersebut makin berat dan tidak praktis untuk dibawa kemana-mana.

Sejak saat itu, alat bantu transaksi mulai mengenal uang kertas yang pada awalnya digunakan sebagai surat bukti kepemilikan emas. Lambat laun, sistem perdagangan seperti itu berubah sampai dikenalnya uang kertas seperti yang kita gunakan saat ini.

Apakah transaksi dengan uang kertas tersebut sudah cukup praktis untuk menjawab tantangan zaman? Tentu saja tidak. Perkembangan teknologi dan mobilitas tanpa batas telah menghadirkan uang elektronik sebagai jawaban kebutuhan zaman modern.

Bahan Pembuatan Alat Pembayaran Uang Logam dan Uang Kertas. Uang Logam dan Uang Kertas.

Sebelum kita membahas masing-masing kekurangan dan kelebihan alat-alat pembayaran ini, ketahui terlebih dahulu bahan pembuatannya berikut ini:

Uang Logam atau Koin Indonesia

Uang koin merupakan alat tukar nominal kecil yang digunakan secara resmi di negeri ini. Bahan untuk membuat uang logam tersebut terbuat dari 3 macam logam, yaitu alumunium, nikel, dan kuningan. Ketiga bahan tersebut memiliki arakteristik yang saling melengkapi sesuai kebutuhan masyarakat yaitu:

Uang logam yang terbuat dari alumunium memiliki bobot lebih ringan dibanding bahan logam lainnya. Logam ini memiliki sifat:

Daya tahan yang kuat

Warnanya abu-abu dan kalau bersih bahkan baru, bisa mengkilap seperti metalik. Uang koin pertama yang dicetak Indonesia tahun 1952, menggunakan bahan ini. Uang logam yang terbuat dari bahan nikel mempunyai bobot lebih berat. Logam ini memiliki sifat:

Warnanya silver metalik

Lebih padat dan kuat bila dibanding bahan alumunium. Uang koin Indonesia terbuat dari bahan nikel yang pertama kali dicetak memiliki nominal 50 sen seri Diponegoro

Saat ini, koin terbaru yaitu nominal 1.000 tahun emisi 2010, juga terbuat dari bahan ini. Uang koin dengan bahan kuningan memiliki tampilan keemasan. Logam ini memiliki sifat:

Bobotnya hampir sama dengan nikel

Uang pertama yang dicetak dengan bahan ini adalah pecahan 10 rupiah, tahun 1974. Sedang yang terbaru Rp500,00 tahun 2003.

Selain bahan dari tiga jenis logam tersebut, masih terdapat satu keping uang logam yang terbuat dari 2 bahan, nikel dan kuningan yang dipadukan dengan nominal Rp1.000,00 terbitan tahun 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000.

Penutup Pembahasan

Itulah mengenai Uang Kertas dan Uang Logam yang mengalami perkembangan pesat di negara Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat, terimakasih sudah berkunjung.

Belum ada Komentar untuk "Uang Kertas dan Uang Logam, Kelebihan dan Kekurangannya Hingga Memiliki Kemajuan Uang Digital Saat Ini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel